Copyright © Karya.
Design by Dzignine
Saturday, April 16, 2022

Siapa Untuk Siapa

Aku ingin mengingatkanmu tentang suatu hal yang telah lama tak kau rasa, Senang,bahagia. Bersamanya kau terlihat begitu sendu, tatapanmu penuh ragu. Kau bilang itu bahagia, dan tangismu itu haru. Menurutku kau hanya coba menutupi teriakan dalam hatimu yang bergemuruh.


         Harusnya kau mengerti apa yang aku lakukan selama ini. Menjauhimu, meninggalkanmu, itu bukan hal mudah untuk dilakukan, sekalipun untuk orang sepertiku. Aku sadar bahwa aku sama sekali bukan orang baik untukmu. Dari masalaluku tak banyak hal yang bisa kubanggakan, berbanding terbalik dengan insan sepertimu, menjadi cahaya untuk sekitar. Aku adalah sumber kegelapan. Kita tidak sejalan, terbagi menjadi dua bagian dengan peran berbeda didunia ini. Peranmu peranku, sebenarnya memiliki tujuan yang sama namun cara yang berbeda.

         Namun ini tak menghalangiku untuk selalu menjaga, menatap, mengawal kebahagiaanmu. Hidupku penuh ilusi, tidurku dipenuhi mimpi, hariku dipenuhi angan untuk selalu bersanding disisimu. Aku sadar ini bukan salah semesta mengenalkan kita satu sama lain. Dan aku sadar bukan kewajibanku untuk selalu mengawal hatimu. Maafkan aku yang ikut campur dalam ini, namun aku merasa hatimu berhak untuk tidak lagi merasa sakit lagi. Apakah aku salah?

         Tawamu adalah motivasi, senyummu adalah mimpi  yang tak dapat kuraih lagi, kini semua terasa asing, ketika kau tak lagi disisi. Maafkan semua sikapku dimasalalu, mencampuri semua urusanmu, mengganggu kehidupanmu yang seharusnya masih ada hadirku disitu. Kita tak lagi bersama, dan aku masih saja bersikap seolah olah masih ada disisimu. Mulai hari ini aku hanya akan mendoakan, apapun keputusanmu semoga selalu baik sesuai harapan, namun kumohon semua pesanku jangan kau lupakan.

 

                    Tetaplah jadi pribadi yang menyenangkan. Mandiri, namun untuk bermanja kau tak akan sungkan. Tegar, namun kau tak malu untuk menangis. Ingat selalu rasa sayang ku tak kan pernah habis. Ku kan menemanimu melalui doa agar kau selalu terlihat manis. Ingatlah selalu bahwa pertemuan kau dan aku adalah kesalahan terindah  yang terjadi dalam hidup ini.


                                                                                                                    With Love,    
                                                                                                                                                                                                                                                                                            Mayovi Ardian.
>
Sunday, May 9, 2021

Sendu

             Takkan kau tahu apa yang kulewati, apa yang kulalui, apa yang kuhadapi. Tiap hari tanpamu disisi, tiap detik yang kulalui, rindu padamu, tak pernah berhenti.




             Bertahun-tahun aku telah hidup sendiri, namun tak pernah merasa lebih sepi dari hari ini. Tak lagi kuingat berapa banyak ulang tahunku, orang tua, kakak dan adik, hari lebaran, bulan puasa, hari hari penting yang biasa dilalui bersama keluarga atau orangyang kita anggap berarti. Aku telah terbiasa melalui ini semua tanpa adanya kehadiran mereka. Namun tidak tanpamu.

            Entah mengapa bayangmu selalu memiliki cara untuk menghampiriku. Menari-nari dikepala, enggan pergi setiap waktu. Terkadang berubah menjadi ceria, namun sering kali menjadi sendu. Kenyataan ini terlalu pedih untuk kulalui, tanpamu ku tak mampu sendiri.

            Berpisah jarak sejauh ini, kutetap mencoba tegar. Agar kau tak melihat wajah sedihku, yang nyatanya selalu ambyar. Berkali-kali selalu datang ide untuk berlaku liar. Ku tepis semua, teringat kau menunggu dirumah dengan sabar.

            Jauh dari rumah, ekonomi tak seberapa, wajahku pun tak begitu cerah. Aku tak punya sesuatu yang baik untuk kutawarkan demi membuatmu selalu betah. Lagi, kesalahan yang kubuat pun akan menghapus semua bahagia dan membuatmu merasa resah.

            Lelaki sepertiku tak memiliki visi. Tak patut dipertahankan atau diberi hati. Aku hanya manusia dengan jiwa yang telah mati. Namun tolong bertahan, dan nyalakan kembali api ini. Untuk menjagamu, hingga kelam menyerang malam nanti.



            Maafkan diriku yang selalu berbuat salah, tak selalu ada disisimu. Terimakasih untuk selalu berada disisiku, menjaga, menemani, mengingatkan, memberi hati sekali lagi. Doakan lelakimu ini yang berjuang sepenuh hati, demi mendapat bahagia untuk kita diakhir hari nanti.
                        
                                                                                                                    with love,    
                                                                                                                        
                                                                                                                    MayoviArdian
            
Wednesday, March 18, 2020

Langkah Baru



In every step you take, there's always a risk in front of it. And you're the only one who can choose between take step, or stand still.



Jauh sebelum hari ini, sebuah rencana telah terbayang namun tak terang. Terlintas tapi tak tersimpan. Padahal ini adalah yang sangat diinginkan. Hal yang terlintas saatku melihatmu, seketika memaksa untuk tetap memandang. Jantung seakan berhenti, waktu tak lagi berlari, hari itu, hati ku tak ingin sendiri, seketika terucap, kuingin kau menjadi istri dan akan selalu kudampingi.

Namun tetap saja, dulu aku masih seorang bocah yang tak begitu paham akan arti kehidupan. Tak mengerti apa yang ada didepan. Dan bahkan tak sadar bahwa hidupku harus memiliki harapan. Aku hanya menjalani hidup sebagaimana remaja yang tak peduli masa depan. Masa bodoh terhadap hidup, selalu melakukan hal-hal yang tidak relevan.

Sekarang, telah kusadari bahwa semua yang telah kulakukan tak lagi apa yang sebenarnya kubutuhkan. Bertahun-tahun melakukan kebodohan tanpa memikirkan masa depan. Setiap hari menjalani rutinitas tak kenal rasa bosan. Tanpa sadar bahwa rutinitas itu kan membunuhku secarah perlahan.

Kemarin terlintas sesuatu yang pernah ku ucap. Teringat kamu, yang dulu selalu kudoakan saat gelap mulai pekat. Terbayang wajah manismu yang dengan mudahnya membuat hatiku terjerat. Aku bersyukur mendapatkan tujuan baru, berharap kamu sudi mendampingiku.

Aku sadar, ini tak akan mudah. Mengingat kita tak begitu saling mengenal, dan  terlalu jauh berbeda. Kamu tercipta untuk menebar bahagia, dan aku hanya orang yang sering menoreh luka. Kau dan aku, ku pikir tak akan pernah menjadi ”Kita”.

Akupun memberanikan diri untuk menelpon-mu, mengajak bertemu untuk membicarakan hal yang mungkin tak kau sangka. Hari itu, ditempat yang kau tentukan, tanpa pikir panjang aku langsung menyatakan bahwa aku ingin menikahimu, dan menjadikan kau istriku. Disitu kamu terdiam, lalu menjawab dengan lugas, “Aku belum bisa, mungkin 2 tahun lagi baru bisa menjawabnya.” Itu jawabanmu.

Sekarang bahkan 3 tahun telah berlalu. Banyak yang telah kita lalui semenjak pertemuan pertama itu. Sekarang kita berada disebuah gerbang besar bertuliskan Cinta dan Bahagia, ini adalah langkah paling besar yang harus kita lewati. Menapak duri dan pecahan kaca untuk memasuki gerbang ini. Apa kau berani?


Hari ini, adalah langkah baru yang sangat besar. Kita tapaki bersama bermodalkan cinta berharap bahagia. Segala  hal akan kita lalui bersama. Canda, tawa, sedih, luka, manis, pahit, getirnya hidup.  Semua kan kita rasakan bersama. Mulai hari ini, kamu tak akan pernah sendiri.




Cinta, sekarang takkan lagi sama, semua akan terlihat berbeda. Kita akan menulis sebuah memori bersama, manis walau tak begitu puitis. Indah walau tak terlalu romantis. Bersama, ku harap rasa ini takkan habis. Semoga hidup baru yang kita rintis, berakhir bahagia, bersinar terang melebihi kosmis.